Tadi pagi sempet nonton dialog soal sekolah internasional (vs nasional)...yah, intinya seh soal 'kepentingan' akan bahasa pengantar untuk sekolahan di Indonesia..dialog itu menghadirkan seorang ibu2 'penyelenggara' sekolah internasional en seorang pakar pendidikan..dan yg pasti presenter beserta kru tepe nya....dan yg lebih pasti dan lebih penting lagi adalah tentu saza keberadaan diriku yang menonton..wekekek...ya iya dong, kalo ga nonton kan ga mungkin bs ngomong kayak kalimat pertama....self defense mechanism :p
Begini ceritanya.... -dunia_lain mode ON- *jeng kunti ketawa* -> digelitikin ma pocong :D...halah, biar ga tambah ngawur, kita mulai aja....eng ing eng...jreng jreng jreng..
Nah, si mak2 'penyelenggara' tea mengatakan bahwa itu sekul bertujuan untuk menyiapkan anak negeri biar syiap grak untuk bersyaing di dunia internasional...dan tujuan terhormat itu bisa dicapai dengan menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar di sekul tersebut....dan bahasa indonesia sebagai bahasa pendamping....trus, dari sisi si fakar...pendidikan adalah soal budaya, dan karena orang indon, maka seharusnya ato seyogyanya...knp hrs yogya ya, knp ga seBIMAnya hehehe :p...balik lagi, se'BIMA'nya bahasa yg dipake adalah bahasa BIMA..hahahaha ngaco..ya bahasya Indon lah, secara itu bahasa nasionalnya....yah, diskusinya / debatnya seputar masalah bahasa pengantar, ples ada tambahan beberapa orang 'warga sekitar' yg ikut andil dlm debat eto, biar ada sudut pandang lain untuk topik yg lagi dibahas...tp menurut saia, si pihak tv-nya terkesan memihak si sekul internasional coz si 'warga' yg diundang itu adalah orang yg anak2nya disekulin di skolah internasional, padahal orang2 yg begitu kan tidak mewakili orang indonesia secara keseluruhan..harusnya mereka jg ngundang 'warga' lain yg sekul di sakolah 'nasional'...
well, here's what i wanna say....sok2an :p.....ini agak2 nyerempet sama (mungkin) masalah nasionalisme, orang indonesia diakui ato tidak kita ini...kalangan mampu (menengah -> atas) en melek informasi + teknologi...memiliki masalah gengsi yang besar (untuk masalah bahasa -krn lg ngomongin bahasa soale-), karena semua orang menganggap bahwa kemampuan berbahasa inggris adalah 'syarat mutlak' untuk bisa bersaing didunia internasional, intinya, segala sesuatu yg berbau internasional adalah KEREN..apapun itu...dan ironisnya, itu juga dialami oleh pemerintah, dengan menerapkan ketentuan2 / kebijakan2 pendidikan yang memasyarakatkan internasional dan menginternasionalkan masyarakat tanpa melihat kondisi negara secara keseluruhan, yg udah bukan rahasia lagi bahwa kita adalah masyarakat termajemuk didunia, ratusan suku dan tidak semuanya dijangkau oleh sistem pendidikan yg boro2 internasional, nasional aja gak...seperti biasa, kebijakan instant 'n javacentric...kembali ke masalah bahasa tadi, tujuan utama dr pendidikan (menurut si pakar) adalah transfer budaya, kl menurut diriku adalah transper pemain,eh transper ilmu...tau deh, sama apa ga maksudnya hehehe..nah, begimana proses transper ilmunya bs lancar kl bahasa yg digunakan itu bkn bahasa yg kita (sering) pake, dan khususnya di negeri ini adalah selain sistem pendidikannya (dan begitu banyak hal lainnya) yg ga mampu mencapai semua pelosok negeri, bahasa yg dianggap nasional pun ga nyampe ke pedalaman, jadi (sekali lagi) boro2 mo memasyarakatkan bahasa internasional, bahasa nasional aja masih kayak barang langka...knp kita ga mau mencontoh negara2 maju yg hanya mempelajari bahasa negara lain hanya kl mereka sekolah yg mempelajari kebudayaan suatu bangsa (misal Sastra Perancis, Sastra Arab, Sastra Jepang, Sastra BIMA hahaha)..kita ambil contoh aja negara Samurai yg begitu bangganya dengan bahasa nasionalnya sendiri dan demi lancarnya tujuan pendidikan nasionalnya, mereka mau dengan susah payah untuk mentranslate buku2 referensi yg berbahasa asing (English) ke bahasa mereka (Jepang)..dan survey membuktikan, para pelajar Jepang bisa memiliki ilmu pengetahuan yg sama dengan orang barat tanpa harus meninggalkan kebudayaan mereka sendiri..
MORAL OF THE 'STORY' -> nah kan, yg nulis aja jd contoh org yg gak berusaha melestarikan bahasa nasional :D
Daripada kita hanya sibuk untuk menyerap kebudayaan 'orang lain' (udah gitu kebanyakan yg jeleknya pula yg diserap)..marilah kita mencintai budaya negeri sendiri salah satunya soal bahasa ini, sebelum akhirnya negara lain mengklaim bahasa Indonesia sebagai kebudayaan asli mereka....tapi daku sangsi ada yg mau, soalnya ga laku kl dijual, emangnya batik yg bs dipake jg buat mbedong duren (bukannya dibelah) hehehe :p
sampai jumpa -entah kapan- lagi :p
Sunday, November 2, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)